Rabu, 17 Desember 2014

Pengertian E-Payment

E-Payment adalah suatu sistem yang menyediakan alat-alat untuk pembayaran jasa atau barang-arang yang dilakukan di Internet. Dibandingkan dengan sistem pembayaran konvensional, pelanggan mengirimkan semua data terkait dengan pembayaran kepada pedagang yang dilakukan di Internet dan tidak ada interaksi eksternal lebih lanjut antara pedagang dan pelanggan. Di dunia sesungguhnya (offline), konsumen menggunakan uang tunai, cek, atau kartu kredit untuk melakukan pembelian. Hal ini juga berlaku di dunia online.

Untuk mendukung fasilitas e-payment, biasanya suatu perusahaan menjalin kerjasama dengan sejumlah lembaga perbankan. Dengan jaringan perbankan yang begitu luas, transaksi pembelian dan pembayaran tiket dapat dilakukan kapanpun, dimanapun, sesuai dengan kebutuhan dan waktu yang dimiliki.

Saat ini, sebagian besar pembelian melalui web dilakukan dengan kartu kredit. Pembayaran ini melibatkan pemindahan dana secara elektronik. Selain kartu kredit dan transfer dana, bentuk lain dari E-Payment yaitu smart card, digital cash, digital check, dan tagihan elektronik.

Ada beberapa pihak yang terlibat di dalam E-Payment, yaitu:

a. Issuer, biasanya berupa bank atau lembaga non banking.
b. Konsumen, pihak yang melakukan E-Payment
c. Penjual, pihak yang menerima E-Payment.
d. Regulator, biasanya pemerintah yang regulasinya mengontrol E-Payment.

Di dunia offline, pembayaran biasanya dilakukan secara face-to-face (bertatap muka), sehingga ada kepercayaan bahwa sulit untuk melakukan penipuan. Sedangkan di dunia online, di mana antara pembeli dan penjual berada di tempat yang berbeda (tidak saling bertatap muka) sehingga masalah kepercayaan harus diperhatikan.

Dalam pengimplementasiannya, e-payment memiliki berbagai manfaat, diantaranya:
  • Meningkatkan efisiensi pembayaran.
  • Meningkatkan customer loyality.
  • Memberikan keamanan bertransakasi yang lebih dibandingkan cash.
  • Meningkatkan efektivitas dan efisiensi waktu.
  • Memberikan kemudahan pembayaran dan perluasan media pembayaran.
Sumber : http://ide-informatika.blogspot.com

Analisis Website Tataniaga Dan Pasar Kayu Sengon Di Wonosobo

Web yang saya analisis merupakan web pemerintahan wonosobo. Web ini mempunyai nama domain www.academia.com . Untuk analisi secara jelas dan terinci, anda bisa mendownload dokumen ini laporan-akhir. Berikut analisisnya secara singkat :

A.  Lokasi

Penelian ini dilakasanakan di Kecamatan Kaliwiro dan Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo. Pemelihian lokasi berdasarkan sentra produksi kayu sengon. Penentuan daerah penelitiaan ini dilakukan secara sengaja atau purposive, di Desa Mburat Kecamatan Kepil dan desa Kaliwiro kecamatan Kaliwiro, yang merupakan salah satu sentra produksi di Kabupaten Wonosobo.

B. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari petani dan pelaku pemasaran kayu sengon. Data sekunder yaitu data yang diambil dari instansi Dinas Kehutanan dan Perkebunan stempat yaitu produksi, luas hutan rakyat, pemasaran termasuk data mutasi kayu sengon.

C. Analisis Data 

Analisis margin pemasaran digunakan untuk menegetahui distribusi biaya dari setiap aktivitas pemasaran dan keuntungan dari setiap lembaga perantara serta bagian harga yang diterima petani..

D. Gambaran Umum Lokasi

Secara administrasi Kabupaten Wonosobo terbagi menjadi 15 Kecamatan. Luas wilayah Wonosobo pada tahun 2006 tercatat sebesar 98.468 hektar atau sekitar  3,02 persen dari luas Jawa Tengah. Disini akan memperlihatan kan Gambaran Tegakan Sengon .





E. Perkiraan Permintaan Kayu Bulat Sengon

Ketersediaan bahan baku sengon hampir di seluruh wilayah Wonosobo telah mendorong bermunculannya industri-industri pengelohan kayu, baik skala kecil menengah dan besar. Kebutuhan bahan baku sengon industri di kabupaten Wonosobo sebesar 66.150 m/ tahun pada tahun 2008.


F. Saluran Pemasaran

Banyak jalur yang digunakan petani dan lembaga pemasaran  dalam memasarkan  kayu sengon. Dengan adanya perbedaan saluran dan panjang pendeknya saluran pemasaran akan mempengaruhi tingkat harga, bagian keuntungan dan biaya serta margin pemasaran yang diterima setiap pelaku pemasaraan  kayu sengon.


Rabu, 10 Desember 2014

Perencanaan dan Pengembangan E-Business

Perencanaan

Proses perencanaan sistem e-bisnis, sebelum membangun sistem ebisnis terlebih dahulu perhatikan langkah-langkah yang harus ditempuh yaitu : Mendaya gunakan komputer personal, jaringan komputer dan internet seoptimal mungkin. Membangun halaman web untuk membangung jalinan komunikasi antara perusahaan dengan konsumen secara efektif dan fleksibel. Membangun SI e-Bisnis yang efektif Mengembangkan SI yang bersifat inter platform.Setelah semua terpenuhi di atas barulah kita melangkah dalam tahap pembangunan sistem e-bisnis.


PENGEMBANGAN E-BUSSINESS

Tahapan Pengembangan E-Business:

1. Brochurware
perusahaan biasanya menggunakan internet sebagai medium untuk berpromosi (marketing).

2. Customer Interactivity
perusahaan mulai mengembangkan kemampuan aplikasi situsnya untuk memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah (dialog) antara perusahaan dengan para konsumen 

3. Transaction Enabler
pengembangan suatu aplikasi yang memungkinkan terjadinya transaksi bisnis secara elektronik (E-Commerce). 

4. One-to-One Relationship
mekanisme yang memungkinkan terjadinya transaksi perdagangan antar individu

5. Real Time Organizations
bisnis non-stop 24 jam dimana seluruh transaksi telah diambil alih secara otomatis oleh komputer dimana secara real time calon penjual dan pembeli melalui situs perusahaan dapat bertemu dan melakukan transaksi saat itu juga 

6. Communities of Interests
kemampuan perusahaan dalam membentuk sebuah komunitas di dunia maya, yang terdiri dari para konsumen dan rekanan bisnis yang saling bekerja sama untuk menciptakan value di internet


Pengembangan Sistem Informasi E-business

Ada beberapa tolak-ukur yang dijadikan dasar apakah pengembangan sistem informasi e-business berhasil, yakni :

  • Kemampuan sistem membuat efisiensi biaya, kemampuan sistem untuk melakukan segala aktivitas menggunkan media elektronik sehingga meminamalkan pengeluaran yang biasa dilakukan dalan bisnis secara tradisional.
  • Kemampuan sistem meningkatkan layanan pada pelanggan, kemampuan system untuk memaintaince segala permintaan pelangggan secara elektronik dimana pelangganlah melakukan pesanan melalui mekanisme pemesan secara elektronik.
  • Kemampuan sistem menjangkau pelanggan, kemampuan system untuk menjangkau pelangggan tidak hanya pelangga local, dalam negeri tetapi juga pelanggan secara global.
  • Kemampuan sistem untuk memberikan layanan cepat pada pelanggan, kemampuan system yang tidak terbatas oleh waktu, tempat dan keadaan sehingga memberikan pelayanan 24 jam intensif dengan media internet.
  • Kemampuan sistem untuk mengurangi komplain pelanggan, kemampuan system untuk memberikan informasi secara detail mengenai suatu produk sehingga pelanggan merasa puas dan tidak melakukan complain.
  • Kemampuan sistem untuk menyediakan sistem pembayaran efektif, kemampuna system untuk melukan pembayaran yang lebih efisien dengan menggunakan e-banking dengan tujuan mempermudah transaksi.
  • Kemampuan sistem untuk menciptakan identitas pelanggan (pelanggan selamanya), Kemampuan system untuk mengenal identitas pelanggan dengan melakukan registrasi dahulu sebelum melakun kegiatan transaksi sehingga perusahaan dapat memberikan informasi perkembangan produk baru kepada pelanggan.
Tantangan Pembangunan Sistem Informasi E-Business:

Ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh para pengelola perusahaan yaitu :

1. Tantangan strategi bisnis
Ketangguhan sistem informasi e-Business terletak pada bagaimana perusahaan merumuskan dan menuangkan strategi bisnisnya yang handal dalam sistem tersebut misalnya strategi harga, strategi produk, strategi teknologi dan sebagainya.

2. Tantangan globalisasi
Perusahaan-perusahaan lokal yang ingin berlaga di pasar global harus memahami seluk beluk bisnis dalam lingkungan ekonomi global. Lingkup pasar berubah menjadi lebih luas. Perbedaan platform seperti bahasa, budaya, politik, harga, perilaku konsumen, kebijakan pemerintah dan sebagainya dapat menjadi masalah dan ancaman kerugian.

3. Tantangan arsitektur informasi
Keputusan perusahaan untuk mengembangkan sebuah arsitektur informasi yang baru guna mendukung tujuan bisnisnya

4. Tantangan investasi
Perusahaan harus mampu merumuskan visi dan anggaran untuk berinvestasi teknologi informasi dengan skala yang luas. Hal ini sangat kompleks dan membutuhkan perhatian yang serius

5. Tantangan kemampuan untuk merespon dan mengontrol
Perusahaan tertantang untuk merancang sistem-sistem yang mudah dipahami dan dikontrol agar sistem informasi yang dibentuk mampu memberikan respon yang cepat dan tepat.

6. Tantangan operasional
Kemampuan suatu perusahaan untuk memelihara informasi yang disajikan dalam situs web. Perusahaan juga dihadapkan pada persoalan keamanan data yang di-share dalam jaringan global tersebut karena banyak hacker dan cracker yang berlalu lalang.

7. Tantangan komunikasi
Kemampuan untuk mengkomunikasikan rencana induk pengembangan sistem kepada sumber daya manusia agar mereka dapat memahami, menerima dan mau menggunakan secara optimal.
Faktor yang menyebabkan Kegagalan SI E-Business
  • Sering orang memandang SI e-Business adalah paling utama dan penting, sementara melupakan komitmen dan konsistensi terhadap materi informasi, produk dan respon layanan kepada konsumen.
  • Antar-muka SI e-Business sering kurang interaktif,kurang komunikatif dan kurang mudah digunakan oleh konsumen, karena antar muka sering dibangun berdasarkan selera pembuatnya.
  • Perubahan cara pandang, pola berbisnis, dan sistim dari tradisonal dan lokal menjadi moderen dan global; perusahaan dan pebisnis membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut
Dalam menjalankan e-business di Indonesia masih banyak kendalanya, yaitu :
  1. Dukungan pemerintah. Dukungan pemerintah yang masih belum jelas ditambah dengan belum adanya kebijakan- kebijakan yang mendukung perkembangan dari e-commerce ini dikeluarkan, belum jelasnya deregulasi dari system teknologi informasi khususnya internet yang merupakan salah satu tulang punggung dari perkembangan e-commerce, perbaikan sistem pabeanan dan deregulasi dalam ekspor impor barang.
  2. Perkembangan infrastruktur yang lambat. Salah satu hambatan utama adalah masih kurangnya insfrastrukur yang ada dan belum merata kepelosok Indonesia. Dibutuhkan keseriusan pemerintah untuk secara bertahap membangun infrastrukur yang baik dan terprogram sehingga secara bertahap, rakyat Indonesia mulai dapat dikenalkan dengan internet sebagai salah satu hasil dari perkembangan teknologi informasi dengan biaya yang murah dan terjangkau.
  3. Kurangnya sumber daya manusia. Kurangnya SDM Indonesia yang benar-benar menguasai sistem e-commerce ini secara menyeluruh, yang tidak saja menguasai secara teknis juga non-teknis seperti sistem perbankan, lalu lintas perdagangan hingga sistem hukum yang berlaku. Salah satu alasan yang cukup utama yaitu masih kurangnya ketersediaan informasi pengembangan system e-business seperti jurnal, majalah, seminar, workshop dll.
  4. Belum banyaknya bank yang telah membangun sistem dan rsquo; electronic banking dan rsquo; nya dengan baik, selain itu perbankan Indonesia juga masih sulit untuk melakukan transaksi dengan menggunakan mata uang lain, apalagi dalam jumlah nilai yang kecil serta belum adanya pihak ketiga sebagai penjamin transaksi secara online yang benar-benar berada di Indonesia.

    http://vannuestra.blogspot.com/2014/12/perencanaan-dan-pengembangan-e-business.html

TREND DAN TANTANGAN E-BUSINESS

 Perubahan akan selalu terjadi. Meskipun tidak ada cara mudah untuk menghadapi perubahan, konsekuensi dari berpura-pura tidak ada dan tidak terjadi perubahan akan menghasilkan bencana.
Untuk membuat strategi yang efektif, perusahaan harus dapat mengenali trend (kecenderungan) yang terjadi dengan cepat. Dalam mengenali trend dibutuhkan kemampuan seorang manajer untuk mempelajari, memahami dan mengambil keuntungan dari perubahan temporer yang sedang terjadi. Hal ini memberikan seorang manajer lahan baru untuk dijelajahi dan hanya manajer yang dapat mengenali trend yang dapat menguasainya.
Pengenalan trend secara akurat dapat membantu analisa bisnis dan mempersatukan kebiasaan konsumen, mengurangi ketidakpastian, dan melihat kesempatan baru. Sebagai contoh, Sam Walton, founder dari Wal-Mart, melihat meningkatnya trend self-service pada tahun 1960-an dan memanfaatkan hal tersebut sebelum yang lainnya. Pelanggan menginginkan pelayanan sendiri agar dapat membeli barang dengan harga rendah. Sebagai hasilnya, Wal-Mart mendapat kontribusi market share yang signifikan. Di saat yang sama, kurangnya tenaga kerja pada industri membuat toko-toko retail (kelontong) sulit mendapat dan mempertahankan pegawai yang baik. Pelayanan yang kurang memuaskan dan minimnya pengetahuan produk dari pegawai retail mempercepat trend self-service pada konsumen.
Ravi Kalakota & Marcia Robinson mendeskripsikan bahwa ada 20 trend besar yang mengendalikan organisasi untuk menjadi perusahaan dengan e-business.
Kategori Trend: Pelanggan
1. Pelayanan yang cepat (faster service)
Pelanggan memperhatikan waktu dari pelayanan sebagai alasan melakukan bisnis dengan suatu perusahaan. Pelanggan membenci penundaan, atau menunggu untuk mendapat layanan. Dengan adanya aplikasi dari e-business akan mempercepat pelayanan yang dapat diberikan kepada konsumen
2. Swalayan (self-service)
Pemicu dari motif swalayan sangatlah jelas. Keinginan konsumen dapat berbelanja kapan saja, dimana saja, selama tersambung dengan internet. Waktu yang dihabiskan untuk perjalanan ke mall berkurang, susahnya mencari tempat parkir, hingga kemacetan lalu lintas.
3. Beragam pilihan (more products choices)
Seiring dengan meningkatnya daya dan perhatian konsumen, perusahaan berusaha menyediakan berbagai variasi produk dan jasa, beserta kustomisasi produk.
4. Solusi terintegrasi (integrated solutions)
Perubahan selera konsumen dari yang sebelumnya “memilih yang terbaik” menjadi terintegrasi. Konsumen tidak lagi butuh retail lain atau toko lain yang memberikan yang terbaik, konsumen menginginkan layanan bisnis yang terintegrasi model one-stop-shopping.
Kategori Trend: e-Service
1. Penjualan & layanan (integrated sales & service)
Konsumen sekarang menginginkan informasi yang cepat, akurat, konsisten dan mereka mengharapkan layanan sebelum dan sesudah membeli. Layanan kepada konsumen harus dimulai sebelum membeli dan melekat pada setiap interaksi perusahaan dengan konsumen atau calon konsumen.
2. Dukungan yang tanpa celah (seamless support)
Membuat layanan konsumen yang mudah dan berorientasi terhadap solusi adalah sebuah trend yang sangat penting dalam bisnis. Pada bisnis yang berfokus kepada konsumen, seorang manajer harus memahami, bahwa konsumen menghargai waktu mereka, dan konsumen semakin tidak toleran terhadap layanan yang kurang memuaskan. Perusahaan perlu mengadopsi aplikasi layanan konsumen yang terintegrasi yang menangkap data tentang relasi terhadap seluruh pelanggan.
3. Jasa pengantaran yang nyaman dan persyaratan yang fleksibel (flexible fullfilment & convinient service delivery)
Konsumen menginginkan semua serba cepat. Jadwal yang padat pada rutinitas konsumen memaksa perusahaan untuk memproduksi produk dan layanan yang inovatif. Supply Chain Management adalah solusi, lebih dekat kepada konsumen, mengurangi pemborosan dalam supply chain (waktu, persediaan, dsb), akses informasi real-time dengan konsumen, dan membentuk rekanan dengan koordinasi virtual.
4. Meningkatkan keterbukaan proses bisnis (increased process visibility)
Process visibility berarti menyediakan konsumen terhadap akses yang akurat, terhadap informasi waktu tentang status order, penetapan harga produk, dan ketersediaan produk. Meningkatkan keterbukaan mempunyai dampak yang signifikan dalam menciptakan permintaan (demand), sebagaimana memberi dampak yang sama dengan mempertahankan konsumen.
Kategori Trend: Organisasi
1. Pemberdayaan dari luar atau Alih Daya (outsourcing)
Iklim bisnis modern menginginkan perusahaan untuk lebih fleksibel agar dapat bertahan. Fleksibilitas terkadang tercermin pada keputusan perusahaan untuk melakukan outsourcing terhadap beberapa proses bisnis. Outsourcing memberikan fondasi atas penciptaan perusahaan virtual, inti dari konsep e-business.
2. Kontrak produksi (contract manufacturing)
Trend terhadap speliasi mengharuskan perusahaan untuk berfokus dengan hal yang terbaik yang dapat dilakukan. Tujuan dari perusahaan untuk memindahkan dari fokus terhadap modal atau asset-intentsive (manufacturing), ke fokus terhadap pengetahuan dan marketing-intensive (marketing). Untuk mencapai pemanfaatan aset yang lebih baik, perusahaan menggunakan teknologi untuk memisahkan marketing dari manufacturing secara global.
3. Distribusi virtual (virtual distribution)
Jalur distribusi baru telah muncul yaitu distribusi virtual. Perusahaan semacam ini menyatukan informasi marketing dan produk lalu membuat sebuah pasar efisien yang sebelumnya tersebar di berbagai tempat. Dengan menggabungkan mekanisme distribusi dan transaksi untuk menguasai suatu pasar, distributor virtual memanfaatkan kemampuan web dalam menciptakan suatu pasar efisien yang tidak hanya dapat menghubungkan pembeli dan penjual, namun juga teknologi, informasi, dan aktivitas dagang.
Kategori Trend: Tenaga Kerja
1. Mempekerjakan yang terbaik (hiring the best and brightest)
Perusahaan besar yang mulai merambah e-commerce mengalami kesulitan untuk merekrut karyawan yang berbakat. Perusahaan harus dapat memanfaatkan penggunaan teknologi sebaik mungkin untuk menarik dan merekrut para kandidat berbakat.
2. Mempertahankan karyawan berbakat (keeping talented employees)
Mempertahankan budaya kerja yang dapat mengarahkan pada kesuksesan dan inovasi bukan lagi suatu syarat yang harus dipenuhi untuk perusahaan, melainkan suatu keharusan dalam dunia e-business. Cara kuno dalam memerintah dan mengontrol para karyawan yang berbakat tidak lagi diinginkan. Keterbukaan jalur karir dan transparansi sangat dinantikan oleh para karyawan.
Kategori Trend: Teknologi Perusahaan
1. Aplikasi perusahaan yang terintegrasi (integrated enterprise applications)
Integrasi adalah bagian yang sulit. Selama beberapa dekade telah ditunjukkan bahwa perusahaan yang menginginkan optimasi proses bisnis akan melakukan integrasi dalam segala fungsi. Dan hal ini akan terus berlanjut ke masa depan, paket-paket software untuk integrasi perusahaan pun telah banyak bermunculan seperti SAP dan PeopleSoft yang membantu perusahaan dalam proses integrasi tidak hanya pada fungsi perusahaan, namun juga dengan pihak eksternal yang berhubungan dengan perusahaan, seperti supplier, partner, dan pelanggan.
2. Integrasi saluran (multichannel integration)
Integrasi layanan berarti menyediakan standar layanan pelanggan berkualitas tinggi disemua saluran. Pelanggan tidak peduli di saluran mana akan berhubungan dengan perusahaan mereka menginginkan layanan dengan kualitas yang sama karena itu integrasi saluran merupakan suatu hal yang penting. Integrasi saluran (multichannel integration) merupakan suatu yang penting, karena adanya distribusi informasi tentang bisnis dan transaksi yang akan memberikan kemudahan untuk berbagai pelanggan, dimana saja, kapan saja.
3. Aplikasi penghubung (middleware)
Untuk mempertemukan bisnis dan teknologi terkadang diperlukan suatu aplikasi penghubung (middleware), beberapa sebab diperlukannya aplikasi penghubung antara lain karena sistem lama yang tidak memungkinkan atau sulit untuk diganti sehingga diperlukan aplikasi penghubung antara sistem lama dengan sistem baru yang akan dipasang.
Kategori Trend: Teknologi Umum
1. Aplikasi web nirkabel (wireless web applications)
Bisnis di masa depan lebih berbentuk mobile, terintegrasi dan personal. Dengan semakin menjamurnya infrastruktur nirkabel, era baru pemanfaatan berbagai gelombang udara untuk melakukan bisnis antara konsumen dan perusahaan. Aplikasi wireless yang begitu nyaman, mudah dan bermanfaat ini akan banyak membantu dalam mengatur bisnis, mengelola jadwal pribadi, pengiriman e-mail, telepon, hingga mencari restoran yang terbaik tanpa berjalan kaki. Permintaan untuk lebih mobile, dan produktif dengan didukung dengan teknologi nirkabel akan menciptakan permintaan yang cukup besar terhadap aplikasi nirkabel.
2. Aplikasi informasi dan komputer tangan (handheld computing & information appliances)
Industri aplikasi informasi dan komputer tangan telah tumbuh dengan pesat. Para konsumen meminta akses informasi yang lebih mudah, lebih kritis, personal, dan profesional. Peningkatan kebutuhan untuk produktivitas dan konektivitas ”kapan saja , dimana saja” telah memberikan jalan pada alat-alat komunikasi yang mudah digenggam.
3. Konvergensi infrakstruktur (infrastructure convergence)
Trend besar dalam infrastruktur untuk e-business adalah penggabungan dari berbagai data dan jaringan. Telepon, TV, nirkabel, dan komputer saat ini merupakan aplikasi yang terpisah satu sama lain, sebuah sistem yang berdiri sendiri. Hal tersebut sebenarnya dapat digabunggkan dengan menggunakan jaringan berbasis Internet Protocol (IP), sehingga semua sistem dapat tergabung menjadi satu agar dapat berbagai informasi dengan lebih cepat dan murah.
4. Penyedia jasa aplikasi (application service provider)
Pengambilan keputusan dalam penggunaan aplikasi informasi perusahaan telah berkembang, yang dulunya make versus buy, sekarang berubah menjadi make versus buy versus rent. Kebanyakan perusahaan yang ingin mengimplimentasikan aplikasi internet harus merancang aplikasi sendiri atau memodifikasi dari paket yang telah ada, sehingga menyebabkan implementasi menjadi sangat mahal. Trend ASP (Application Service Provider) menciptakan sebuah kesempatan dalam pasar bagi yang dapat menyediakan satu sumber solusi yang dapat mengkombinasikan berbagai software hardware dari supplier, integrasi sistem, dan komunikasi berbasis internet dalam satu layanan yang terintegrasi.
Dalam dunia e-business, inovasi berarti mengenali trend dan memanfaatkannya terlebih dulu. Dua puluh trend yang telah dijabarkan mengandung empat ancaman umum, yaitu:
1. Kenyamanan (convinience)
Trend ini berdampak pada perilaku swalayan konsumen dan kemudahan penggunaan
2. Keefektifan (effectiveness)
Trend ini berdampak pada lingkungan dan pelanggan perusahaan
3. Efisiensi (efisiensi)
Trend ini berdampak pada struktur internal perusahaan dan aktivitas operasi perusahaan
4. Integrasi (integration)
Trend ini berdampak pada konsolidasi model one-stop-shopping
Tujuan jangka panjang semua bisnis adalah keefektifan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Sayangnya, kebanyakan perhatian dan waktu manajemen lebih banyak tersita pada desain internal agar operasional sehari-hari perusahaan lebih efisien.
Tantangan dan hambatan E-bisnis
Infrastruktur telekomunikasi yang masih terbatas dan mahal
Delivery channel, permasalahan dalam pengiriman barang

– Pengiriman barang masih ditakutkan hilang di jalan.

– Ketepatan waktu dalam pengiriman barang

– Jangkauan daerah pengiriman barang
Kultur dan Kepercayaan (trust) masyarakat terhadap hal baru yaitu E-bisnis
Security, sistem keamanan dalam transaksi E-bisnis
Munculnya jenis-jenis kejahatan baru:

– Penggunaan kartu kredit curian/palsu

– Penipuan melalui SMS, kuis
Ketidakjelasan hukum dalam ruang lingkup E-bisnis dalam hal :

– Digital signature

– Uang digital/cybermoney

– Status hukum dari paper-less transaction.

http://bungaprtw.blogspot.com/2014/12/trend-dan-tantangan-e-business.html

Rabu, 03 Desember 2014

Strategi dan Implementasi E-Business

Strategi E-business
Strategi menurut KBBI adalah rencana yg cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Strategi bisnis adalah Penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang sebuah perusahaan, dan arah tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan tersebut.
Strategi bisnis merupakan cara-cara yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan keunggulan persaingan di dalam bisnis nya. Strategi bisnis dapat mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengurangan bisnis, likuidasi, dan joint venture.
Tingkatan Strategi E-Business
1.      Tingkat Korporasi; strategi perusahaan yang memiliki saham (ownership) beberapa perusahaan lain.
2.      Tingkat Bisnis Multi Divisi; merupakan strategi yang terjadi pada tingkat divisi atau unit bisnis dan merupakan strategi yang menekankan pada perbaikan posisi bersaing produk atau jasa pada spesifik industri atau segmen pasar tertentu.
3.      Tingkat Fungsional;optimalisasi produktivitas sumber daya dalam memberikan nilai (value) terbaik untuk kebutuhan pelanggan(customers).
4.      Tingkat Operasional; merupakan strategi yang menjalankan implementasi dari operasional-operasional perusahaan.
Tahapan Strategi E-business
Dalam penyusunan strategi bisnis terdapat ilmu yang disebut dengan “manajemen strategis”. Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan suatu perusahaan mencapai sasarannya (Wikipedia, 2013).
Ada dua tahapan dalam manajemen strategis, yaitu perumusan strategi, pelaksanaan strategi, dan evaluasi strategi. Dalam perumusan strategi terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :
·         Melakukan analisis situasi, evaluasi diri dan analisis pesaing: baik internal maupun eksternal; baik lingkungan mikro maupun makro.
·         Bersamaan dengan penaksiran tersebut, tujuan dirumuskan. Tujuan ini harus bersifat paralel dalam rentang jangka pendek dan juga jangka panjang. Maka di sini juga termasuk di dalamnya penyusunan pernyataan visi (cara pandang jauh ke depan dari masa depan yang dimungkinkan), pernyataan misi (bagaimana peran organisasi terhadap lingkungan publik), tujuan perusahaan secara umum (baik finansial maupun strategis), tujuan unit bisnis strategis (baik finansial maupun strategis), dan tujuan taktis.
Dalam pelaksanaan strategi, perusahaan melakukan apa yang sudah direncanakan. Setelah hal yang telah direncanakan telah usai dilaksanakan, tidak semerta – merta kegiatan itu ditinggalkan begitu saja. Ada tahap yang disebut dengan evaluasi. Di tahap ini kita melakukan tinjauan terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan apakah sudah sesuai rencana dan mencapai tujuan atau malah sebaliknya. Hal ini diperlukan untuk melakukan perbaikan – perbaikan terhadap kualitas kerja yang nantinya berguna apabila rencana tersebut akan dipakai lagi atau malah diperbaharui untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
Beberapa yang perlu dipertimbangkan dalam pembentukan strategi e-business :
a)      Penyusunan rencana pengembangan.
Dalam perancangan suatu e-business dibutuhkan susunan – susunan rencana yang digunakan selama mengembangkan sistem yang akan digunakan.
b)      Pembangunan secara bertahap/dinamis.
Implementasi e-business dalam suatu usaha yang sebelumnya belum menerapkan e-business harus dilakukan secara bertahap dan tidak langsung. Ada yang beriringan berjalan dengan sistem lama, implementasi separuh (separuh sistem lama, separuh sistem e-business) atau bahkan implementasi langsung. Selain itu butuh evaluasi terus – menerus dalam penerapan e-business yang dikarenakan perkembangan teknologi yang berjalan sangat cepat.
c)      Perlu menetapkan prioritas implementasi.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, implementasi e-business ada yang beriringan berjalan dengan sistem lama, implementasi separuh (separuh sistem lama, separuh sistem e-business) atau bahkan implementasi langsung. Dalam hal implementasi perlu memperhatikan prioritas, cara implementasi yang mana yang sangat dibutuhkan perusahaan.
d)     Pemilihan teknologi yang tepat.
Tidak semua perusahaan membutuhkan ERP, CRM dan lain sebagainya. Maka dari itu sekali lagi yang perlu ditekankan adalah kebutuhan dari perusahaan menurut tingkat urgensinya. Penggunaan teknologi sebaiknya berdasarkan hal – hal yang menjadi kebutuhan paling mendesak dalam hal menunjang kinerja perusahaan dalam pencapaian tujuan.
e)      Penyiapan sumber daya.
Diperlukan banyak sumber daya yang diperlukan dalam penerapan e-business antara lain sumber daya teknologi dan manusia. Dalam hal sumber daya teknologi, perusahaan ada baiknya memperhatikan hal – hal yang menunjang bekerjanya sistem e-business tersebut seperti contohnya penggunaan hardware tertentu, penggunaan jasa web hosting, kerjasama dengan institusi penyedia jasa internet dan lain sebagainya. Sedangkan dalam hal sumber daya manusia perusahaan perlu melatih para pegawainya yang nantinya akan bekerja menggunakan sistem e-business. Namun ada baiknya dilakukan perundingan dengan pegawai – pegawai senior untuk melakukan musyawarah apakah sistem layak diterapkan atau tidak.
f)       Pengembangan diserahkan pihak ketiga.
Tidak sepenuhnya dalam penerapan e-business dalam pengembangannya ditangani oleh pihak perusahaan sendiri. Diperlukan third party dalam pengembangannya sehingga perusahaan dapat tetap fokus dalam kegiatannya mencapai tujuan.
Implementasi E-Business
E-Business merupakan istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan bisnis yang dijalankan pada internet, atau penggunaaan teknologi internet untuk meningkatkan produktivitas dan keutungan dari suatu bisnis. E-Business sendiri mempunyai pengertian sebagai suatu praktek pelaksanaan dan pengelolaan proses bisnis utama seperti perancangan produk, pengelolaan pasokan bahan baku, manufaktur, penjualan, pemenuhan pesanan, dan penyediaan servis melalui penggunaan teknologi komunikasi, komputer, dan data yang telah terkomputerisasi. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi ini dilakukan oleh organisasi, individu, atau pihak-pihak terkait untuk menjalankan dan mengelola proses bisnis utama sehingga dapat memberikan keuntungan, baik berupa keamanan, fleksibilitas, integrasi, optimasi, efisiensi, serta peningkatan produktivitas dan profit.
Dampak dari e-Business tidak hanya di dalam pembuatan perusahaan berbasis web, tetapi juga membangun order industri yang baru. Bill Gates menyatakan bahwa kompetisi yang terjadi sekarang ini bukan diantara produk dan jasa, tetapi adalah kepada model bisnis perusahaan. Perkembangan e-Business sudah berada pada tahap konsolidasi dimana ketertarikan kepada teknologi dan ide sedang dipadukan secara hati-hati terhadap strategi, implementasi, profitabiliti. Sebagian besar orang mengenali bahwa e-Business mempunyai dua bagian; tidak hanya teknologi tetapi juga tentang bisnis.
Penerapan e-Business di Indonesia sedang dalam tahap berkembang. Jika kita lihat pada beberapa website terkenal di Indonesia itu sudah terbukti bahwa sebenarnya internet itu sedang digemari oleh Indonesia, contohnya seperti social media yang belum lama ini semakin tenar di para pengguna internet di Indonesia. Fenomena ini harus bisa dimanfaatkan juga untuk kepentingan bisnis, bahkan sekarang masyarakat Indonesia banyak yang melakukan kegiatan e-Commerce di Indonesia, seperti online shoping yang sedang merebak. E-Commerce ini juga sangat booming karena sifatnya yang mudah, dan banyak sekali mengurangi biaya yang ada. Tidak perlu berpergian, tidak perlu tempat fisik, dan akses yang mudah.
 http://thamaeis.blogspot.com/2014/11/strategi-dan-implementasi-e-business.html